BERTEMU DALAM BUKU
Oleh: Fahrur Mu'is
Penulis Sedekah Tanpa Uang
"Saya pembaca buku Sedekah Tanpa Uang asal Aceh. Berkat membaca buku itu, saya jadi bersemangat melakukan kebaikan." 085261673XXX
Setelah buku saya dicetak ribuan eksemplar, kadang-kadang muncul pertanyaan: siapa pembacanya? Pertanyaan ini sangat logis karena memang banyak penulis yang jarang bertatap muka dengan pembaca bukunya. Asumsi dasar mengatakan bahwa pembaca itu ada. Jumlahnya besar. Siapa pun tahu berapa jumlah penduduk
Dalam hitungan bulan, pertanyaan itu mulai ada jawabnya. Beberapa pembaca mulai kirim Sandek 'pesan sandek'.
Semuanya bercampur aduk jadi satu. Dalam ruang dan waktu yang berbeda. Jujur, terkadang hal itu menambah motivasi dan mengaduk-aduk emosi.
Secara pribadi, saya merasa harus bertanggung jawab pada publik. Atas apa? Atas apa yang saya tulis dan atas apa yang saya sampaikan. Dan yang terpenting, bagaimana kualitas tulisan ke depan lebih bagus. Karena hakikatnya semua 'Sandek' tersebut adalah sebuah peringatan: tingkatkan kualitas.
Di sinilah pikiran saya dan pembaca bertemu. Dalam tempat yang
Ya, ini terjadi jika ada yang membaca dan juga ada yang menulis. Lebih penting dari itu, bahasa, wawasan, perasaan, dan hati keduanya harus nyambung. Atau, minimal dibuat bagaimana bisa tersambung. Tentunya, agar manfaat yang didapat semakin besar.
No comments:
Post a Comment