SHALAT TANPA PAHALA
Oleh: Fahrur Mu'is
Amal seorang hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalat seseorang baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Sebaliknya, jika shalat seseorang buruk, sungguh ia telah gagal dan merugi. Tapi sayang, bila diperhatikan, banyak orang shalat yang hanya asal-asalan. Shalat baginya adalah beban. Tujuan pelaksanaanya tak lebih dari menggugurkan kewajiban. Gerakannya tanpa penghayatan dan bacaannya hanya sekadar hafalan. Shalatnya sia-sia dan sedikit pun tidak memberi pengaruh dalam kehidupan.
Buku yang ditulis oleh Muhammad bin Qusry ini alias Fahrur Mu'is menawarkan berbagai cara agar shalat kita tidak sia-sia. Sebab, jauh-jauh hari Rasulullah telah mengingatkan, “Sungguh seseorang telah shalat selama 60 tahun, tetapi satu pun shalatnya tidak ada yang diterima. Boleh jadi ia menyempurnakan rukuk, tetapi tidak menyempurnakan sujud. Atau, ia menyempurnakan sujud, tetapi tidak menyempurnakan rukuk.” (HR. Abul Qashim Al-Ashbahani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah).
Dalam buku ini, pengarang tidak hanya membahas sebab-sebab internal, tetapi juga sebab-sebab eksternal yang membuat shalat tak berpahala. Penulis membagi buku tersebut menjadi empat bab, yaitu dimulai dengan penyegaran kembali tentang kedudukan shalat dalam Islam dan diakhiri dengan berbagai cara agar shalat tak sia-sia.
Buku ini menarik dan membuat penasaran seluruh umat Islam. Benarkah ada hal-hal yang menyebabkan shalat tidak diterima? Atau, bahkan ‘menjewer’ telinga siapa saja yang buruk shalatnya. Bagaimanapun, buku ini merupakan buku pertama yang membahas penyebab shalat sia-sia dan tak berpahala. Oleh karena itu, layak dibaca oleh siapa saja yang ingin dipermudah hisabnya.
No comments:
Post a Comment