Total Pageviews

Search This Blog

Saturday, February 11, 2012

Apa Penulis Bisa Kaya?

Kaya terkait erat dengan zakat.
Sengaja saya pilih judul ini karena terkesan lebih santun daripada judul "Siapa Bilang Penulis Ngga' Bisa Kaya" yang terkesan provokatif. Itu pertama. Yang kedua, judul tersebut sekaligus pertanyaan dari dalam diri saya. Mengapa? Karena terus terang saya belum bisa menjawabnya.

Kalau begitu, buat apa saya menulis judul ini? Tentu buat renungan para penulis, baik yang pemula, pertengahan, maupun senior. Dan yang lebih penting lagi, apa definisi kaya yang kita pahami. Dalam bahasa Indonesia, kaya artinya mempunyai banyak harta, semisal uang dan sebagainya. Jika definisi ini yang kita pakai, maka jawabannya bisa kita tebak. Yaitu penulis bisa kaya dan juga bisa tidak dari profesinya sebagai penulis.

Penulis bisa kaya jika bukunya bestseller, laris, jumlah karyanya banyak, dan dapat bertahan lama. Penulis bisa saja tetap miskin jika penjualan bukunya biasa-biasa saja, tidak laku, jumlah karya sedikit, dan ditolak pasar. Berarti bagaimana? Ya, semua kembali kepada usaha penulis dalam menghasilkan buku yang diterima pembaca. Kemudian kembali juga kepada penerbit: bisa menjual atau tidak.

Berbeda lagi jika definisi kaya tidak seperti dalam KBBI di atas. Ambil saja contoh definisi kaya menurut Robert T Kiyosaki. Menurutnya, kaya adalah memiliki passive income (pendapatan tanpa bekerja karena uang mereka yang bekerja) yang nilainya lebih besar daripada biaya hidup sehingga tanpa bekerja pun, seseorang atau sebuah keluarga dapat tetap menjalani kehidupan dengan standar yang sama (layak). Jika kita memakai definisi ini, apa penulis bisa kaya? Jawabannya tentu kembali kepada kecerdasan finansial yang dimiliki para penulis. Meski si penulis bukunya bestseller dan royaltinya sangat banyak, ia belum bisa disebut kaya kalau tidak bisa mengelola uangnya sehingga menghasilkan. Apakah digunakan untuk membuka usaha, beli properti, ataupun investasi.

Lalu, bagaimana konsep kaya menurut Islam? Selain ada ukuran materi yang jelas, misalnya memiliki harta yang melebihi kebutuhan pokok dalam waktu tertentu serta tidak memiliki hutang, Islam juga melihat kaya dari sisi non materi. Yakni kaya dari sisi keqanaahan hati dalam mensyukuri setiap nikmat yang diberikan Allah. Jika kita memakai sudut pandang ini, maka semua penulis sangat mudah menjadi kaya. Berapapun materi yang ia terima batinnya akan puas. Karena dunia ini memang bukan tujuan hidupnya.



No comments: