Total Pageviews

Search This Blog

Saturday, July 23, 2011

PENERBIT JIRAN yang NAKAL

Akhir-akhir ini, banyak penerbit Indonesia yang mengeluh kepada saya. Katanya, buku mereka dijiplak dan diplagiat oleh penerbit-penerbit di Malaysia. Hal itu tidak hanya dilakukan oleh penerbit kecil, tetapi juga oleh penerbit yang besar. Modusnya, mereka mengamati dan membeli buku-buku yang laris dan best seller di sini. Setelah itu, mereka 'copy paste' dengan sedikit perubahan pada kata-kata khas di sana. Misalnya, bahwa diubah menjadi bahawa dan yaitu diubah menjadi iaitu.

Tentu saja tidak semua penerbit di sana seperti itu. Hanya tertentu. Tapi jumlanhnya lumayan banyak. Baik buku yang dibajak ataupun penerbitnya. Saya sempat minta penjelasan langsung kepada penerbit yang bermasalah tersebut. Tetapi, jawaban tidak kunjung tiba. Saya tanyakan lewat seorang teman di sana, tapi jawabannya sangat tidak masuk akal.

Katanya, dia menerjemahkan langsung dari buku berbahasa arab. Kemudian, karena penerjemahnya juga dari Indonesia, maka wajar saja jika kurang lebih kalimatnya sama.

Benar-benar alasan yang tidak masuk akal. Penerjemah memiliki pilihan kata yang berbeda. Jika 90 persen lebih sama, lalu apalagi jika tidak memplagiat atau menjiplak namanya.

Anehnya lagi, ada seorang professor yang ikut-ikutan menjadi penyemak buku-buku tersebut. Seakan nama besarnya ikut melegalkan terhadap kenakalan yang dilakukan oleh penerbit. Soal nama penerjemah, ada yang mengatakan kalau nama penerjemah di sana adalah fiktif.

Di antara buku sini yang dibajak di sana adalah buku: Ibadah yang Menakjubkan, Penyucian Hati, Diri Menggilap Kemurnian Hati, Kesalahan Sebelum Solat, Kesalahan Menjalankan Solat, 4 Pemimpin yang Ajaib, Pesona Cinta, dan lainnya.

Memang, rata-rata buku tersebut adalah karya penulis Timur Tengah. Jika mereka langsung menerjemahkan ke bahasa Malaysia dan meminta lisensi kepada penulis, tidak masalah. Persoalannya adalah mereka 'mengcopy paste' saja terjemahan yang sudah ada. Termasuk dalam tata letak dan ciri khas penerbit di Indonesia.

Maka, waspadalah. Belilah buku yang tidak ada unsur menzalimi hak orang lain dalam penerbitannya agar ilmu dan harta Anda berbarakah.

No comments: