Khutbah Idul Fitri 1435 H
Berjihad dengan Al-Qur’an untuk Meraih Kejayaan Umat
Disampaikan oleh:
Fahrur Mu’is, M.Ag
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ ِباللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا
اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ
الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ
بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا
اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا
عَظِيْمًا. أَمَّابَعْدُ؛
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،
وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ
الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ
ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Ilallah Wallahu Akbar,
Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah,
Pagi ini kita berkumpul di sini, bertakbir,
mengagungkan nama Allah, agar terpatri sampai ke relung hati bahwa hanya Allah
Yang Maha Besar dan selain-Nya adalah kecil di hadapan-Nya. Permasalahan
sebesar apa pun, menjadi kecil di hadapan keagungan kekuasaan-Nya.
Musuh yang kuat, menjadi
lemah di hadapan kekuatan-Nya yang tiada berbatas.
Allahu
Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum muslimin rahimakumullah,
Ketika kita bertakbir
dengan penuh bahagia di sini, ternyata sebagian kaum muslimin di belahan dunia
yang lain berada dalam kesedihan yang mendalam. Di Suriah, rezim Syi’ah Basar
Asad membantai muslim Sunni tanpa perikemanusian. Di Gaza Palestina,
ratusan anak tidak berdosa menjadi korban kejahatan Israel. Demikian pula di
Rohingnya Miyanmar, kaum muslim di sana terancam nyawanya oleh keganasan pemerintah
dan orang-orang Budha.
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum muslimin yang
berbahagia,
Kita baru saja
menyelesaikan ibadah bulan Ramadhan dengan penuh hikmah dan kebersamaan. Semoga
spirit Ramadhan akan selalu menyala di hati kita, sehingga umat Islam di
Indonesia akan berkurang permasalahannya, seperti maraknya aliran-aliran
sesat, keterpurukan ekonomi, suap,
korupsi, dan sebagainya.
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum Muslimin rahimakumullah
Pertanyaannya kini adalah
apa penyebab semua ini? Mengapa permasalahan yang menumpuk masih menyelimuti
kita? Jama’ah sekalian, sesungguhnya jawabannya sangat jelas, yaitu kita
jauh dari cahaya dan pelita. Semakin kita menjauh dari cahaya dan pelita
ini, maka semakin jauhlah kita dari jalan yang benar, dan semakin dalam pula
kita terjebak dalam lorong hitam kesesatan dan kesengsaraan.
Ma’asyiral
Muslimin,
Cahaya itu adalah Al-Qur’an
dan Pelita itu adalah As-Sunnah.
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ
بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا
“Hai
manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Rabbmu
(Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang (al-Qur’an).”(QS. Al-Nisa’:174).
Jika seorang manusia
menjauh dari cahaya dan pelita ini, maka panah-panah beracun setan dan
hawa nafsu akan menancap pada jiwanya begitu mudah, sehingga membuat ia
kehilangan kewarasan imaninya, menjadi gila terhadap dunia, kehilangan kendali
diri dan akhirnya takut terhadap kematian, karena membuatnya meninggalkan
kenikmatan semu di dunia yang fana ini.
Kondisi inilah yang membuat
musuh hilang rasa takutnya kepada kita, tidak takut lagi untuk menzalimi
saudara-saudara kita. Rasulullah bersabda:
«يُوشِكُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمُ الْأُمَمُ مِنْ كُلِّ أُفُقٍ
كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ عَلَى قَصْعَتِهَا»، قَالُوا: مِنْ قِلَّةٍ بِنَا
يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: «أَنْتُمْ ذَلِكَ الْيَوْمَ كَثِيرٌ، وَلَكِنْ غُثَاءٌ
كَغُثَاءِ السَّيْلِ، تُنْتَزَعُ الْمَهَابَةُ مِنْ قُلُوبِ عَدُوِّكُمْ،
وَيُجْعَلُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهَنُ»، قَالُوا: وَمَا الْوَهَنُ؟ قَالَ: «حُبُّ
الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ»
“Hampir (tiba waktunya) seluruh
bangsa akan mengepung kalian dari berbagai penjuru seperti orang-orang yang
makan mengerumuni piring makanannya.”
Para
sahabat bertanya: “Karena sedikitkah kami hari itu?” Rasulullah Shallallahu
‘Alayhi Wasallam bersabda: “Justru
jumlah kalian pada saat itu
banyak. namun kalian hanya bagaikan buih dan sampah
yang dibawa oleh banjir. Rasa takut telah dicabut dari hati musuh-musuh
kalian dan di dalam hati kalian diletakkan Wahn.”
Mereka
bertanya: “Apa itu Wahn?”
Rasulullah Shallallahu
‘Alayhi Wasallam menjawab: “Cinta dunia
dan takut mati.” (HR. Ahmad).
Dalam
hadits yang lain Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam mengingatkan kita:
« إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ
الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ
عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ ».
“Apabila kalian telah berjual beli dengan
cara al-‘Inah (riba), atau kalian (hanya) mengikuti
ekor-ekor sapi (pembajak sawah), dan telah ridha (merasa
cukup) dengan semata bercocok-tanam, sehingga kalian
meninggalkan jihad, maka niscaya Allah akan menimpakan kepada kalian
kehinaan yang tidak akan Ia cabut sampai kalian kembali kepada agama
kalian.” (HR.
Abu Daud).
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamdu,
Apakah kondisi ini
menyurutkan langkah kita? Apakah kondisi ini membuat kita pesimis?
Tidak, sekali lagi tidak!
Justru kondisi ini seharusnya mendorong kita untuk bangkit, memotivasi kita
untuk kembali memberdayakan semua potensi umat yang tersedia.
Kita tidak boleh terlena
dalam jebakan musuh-musuh Allah, justru Allah menyeru kita untuk bangkit
berjihad melawan mereka dengan Al-Qur’an. Ya, langkah pertama yang harus
diayunkan adalah berjihad dengan Al-Qur’an. Allah berfirman:
فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُمْ بِهِ جِهَادًا
كَبِيرًا
“Maka janganlah engkau mengikuti
orang-orang kafir itu, dan berjihadlah dengannya (Al-Qur’an) dengan jihad yang
besar.” (QS.Al
Furqan:52)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
walillahil hamd
Kaum
muslimin yang berbahagia
Berjihad
dengan Al-Qur’an bermakna:
1.
Belajar
membacanya dengan benar secara sungguh-sungguh, menggelorakan semangat tilawah
Al-Qur’an di segala tingkatan dan semua kalangan tanpa kecuali.
Rasulullah bersabda:
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ
الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
“Bacalah Al-Qur’an,
karena Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat sebagai
pemberi syafa’at bagi orang-orang yang membacanya.” (HR. Muslim).
2. Melahirkan penghafal-penghafal Al-Qur’an (hafizh/hafizhah) dengan usaha yang
sungguh-sungguh, Al-Qur’an bersemayam di dalam dada mereka, terdengar dari
lisan-lisan mereka, dan berwujud dalam amalan keseharian mereka.
Allah berfirman:
بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ
الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ
“Sebenarnya, Al-Quran itu adalah ayat-ayat
yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu dan tidak ada yang
mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.” (QS. al-‘Ankabut:49).
3. Usaha
yang sungguh-sungguh dan terus-menerus untuk bertadabbur Al-Qur’an, menyelami
kedalaman maknanya, menghadirkan hati ketika membacanya dengan penuh
kekhusyukan.
Allah berfirman:
أَفَلاَ يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلىَ
قُلُوْبٍ أَقْفَالُهَا
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan
al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad:24).
Tadabbur Al-Qur’an akan
membuka hati dan pikiran untuk menemukan solusi dari semua permasalahan.
Allah mengatakan:
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ
لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Ini
adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai fikiran
mendapat pelajaran.” (QS.
Shaad:29).
4. Perjuangan
menerjemahkan Al-Qur’an dalam kehidupan, mengamalkan dan menegakkan hukum-hukum
Allah di dalamnya.
Jika lisan kita harus benar melafalkan ayat-ayatnya, maka raga kita pun harus
benar melaksanakan ayat-ayat itu. Allah berfirman:
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ
هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ
أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيْراً
“Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk
kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang
mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al-Isra’:9).
5. Dakwah
dan menyampaikan ajaran Al-Qur’an kepada seluruh umat manusia. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ
إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ ۖ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ
رِسَالَتَهُ ۚ
وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ
الْكَافِرِينَ
“Wahai
Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tak
kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tak menyampaikan
amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah
tak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Ma’idah:67).
Berdakwah
adalah jalannya para nabi dan rasul utusan Allah, berdakwah berarti menapaki
jalan mereka, menapaktilasi jalan Nabi Muhammad di bawah naungan
Al-Qur’an.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu
Akbar Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil
Hamdu
Kaum
muslimin rahimakumullah,
Berjihad dengan Al-Qur’an
adalah jihad yang besar, sebab inilah yang akan mempersiapkan lahirnya khayru
ummah (umat
terbaik) yang menegakkan dienul Islam dan kepemimpinan Qur’ani serta membawa
kemaslahatan dan ketenteraman bukan saja bagi umat Islam, tetapi bagi seluruh
alam semesta, sebagaimana yang telah dicatat di dalam sejarah dengan tinta
emas, sejak generasi sahabat hingga berabad-abad lamanya.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa
Ilaha Illallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Di akhir khutbah ini, kami
pesankan kepada para pemimpin bangsa, untuk bertakwa kepada Allah dalam
mengurus 250 juta hamba Allah di negeri ini. Jadikan Al-Qur’an sebagai pedoman,
As-Sunnah sebagai penerang, jika tidak maka kesengsaraan telah menanti di dunia
ini sebelum di akhirat. Allah berfirman:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ
مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Dan siapa yang berpaling dari peringatanKu,
maka baginya kehidupan yang sempit dan akan Kami bangitkan ia pada hari kiamat
dalam keadaan buta.” (QS. Thaha:124).
Kepada kaum muslimah, harapan kebaikan bangsa ini juga bertumpu
kepadamu, baik dan buruknya umat ini ada di tanganmu. Jagalah kehormatanmu, kenakanlah
hijabmu yang syar’i dan benar, bukan untuk sebatas mode, sehingga menjadi ajang
pamer aurat dalam bentuk yang lain.
Kepada para istri, jadilah
pelabuhan hati bagi suami anda, tempat berlabuh, dan melipur lara.
Jadilah istri sejati yang cintanya buat suami karena Allah, taatlah
kepadanya dalam ketaatan kepada Allah.
Kepada para pemuda, Anda
adalah harapan umat dan bangsa! Jadilah pemuda beriman yang tangguh!
Kepada para ayah dan bunda
kami, hadirlah dalam hari-hari dan dalam jiwa buah hati anda. Hadirlah dengan
Al-Qur’an, hadirlah dengan cinta sepenuh jiwa mengantar mereka menjadi mujahid
dan mujahidah sejati.
Kaum
muslimin yang berbahagia, akhirnya, marilah kita semua menundukkan hati dengan
penuh harap kepada Allah, memanjatkan doa kepadaNya,
إِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِي يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ
وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ اِبْرَاهِيْم وَعَلىَ آلِ اِبْرَاهِيْم
وَباَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا باَرَكْتَ عَلىَ
اِبْرَاهِيْم فِى اْلعاَلَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد.
اللَّهُمَّ
اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُما كَمَارَبَّيانَا
صَغِيرًا وَلِجَمِيْعِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَات وَاْلمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِناَتِ اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْواَتِ بِرَحْمَتِكَ ياَ أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللّهُمَّ آرِناَ
الْحَقَّ حَقاًّ وَارْزُقْناَ اتِّباَعَهُ وَآرِناَ اْلباَطِلَ باَطِلاً
وَارْزُقْناَ اجْتِناَبَهُ.
اللَّهُمَّ افْتَحْ
عَلَيْنَا اَبْوَابَ الخَيْرِ وَاَبْوَابَ البَرَاكَةِ وَاَبْوَابَ
النِّعْمَةِ وَاَبْوَابَ السَّلاَمَةِ وَاَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَاَبْوَابَ
الجَنَّةِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ. رَبَّناَ آتِناَ فِي
الدُّنْياَحَسَنَةِ وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةِ وَقِناَ عَذاَبَ الناَّر.
وَصَلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.