Akhir-akhir ini umat Islam disibukkan oleh serangan dari luar yang
menghina Nabi Muhammad, baik lewat kartun, koran, buku, film, maupun
media lainnya. Sebagai umat Islam, kita wajib membela kehormatan
Rasulullah. Namun, sebelum itu kita terlebih dahulu perlu tahu siapakah
orang-orang yang menghina Nabi Muhammad saw? Hal ini penting agar kita
dapat mebela beliau dengan cara yang tepat dan benar.
Setidaknya, ada tiga golongan orang-orang yang menghina Nabi.
1. Orang yang dengki kepada beliau
2. Orang yang tidak mengetahui siapa beliau
3. Orang yang terfitnah dengan keadaan dan kemunduran umat Islam
Dalam survey yang dilakukan oleh Dr. Raghib As-Sirjani sebagaimana ditulis dalam http://islamstory.com didapatkan data bahwa:
29,7% orang menghina Nabi karena tidak mengenal beliau,
35.5% karena dengki kepada beliau, dan
34.8% karena terkecoh oleh kemunduran kaum muslimin.
Orang-orang yang belum mengenal beliau tentu tak sedikit jumlahnya. Khususnya di dunia Barat.
Adapun tentang orang-orang yang dengki kepada Rasulullah dan Islam, maka
sejak dahulu kelompok ini telah muncul. Al-Qur’an menjelaskan, “Berapa
banyaknya nabi-nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang
terdahulu. Dan tiada seorang nabi pun datang kepada mereka melainkan
mereka selalu memperolok-olokkannya.” (Az-Zukhruf: 6-7)
.
Pada zaman Rasulullah, telah dikenal nama-nama tokoh yang sering
menghina beliau seperti Abu Jahal, Al-Walid bin Al-Mughirah, ‘Uqbah bin
Abi Mu’ith, dan An-Nadhr bin al-Harits.
Adapun cara membela Rasulullah terhadap serangan tiga golongan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Orang-orang yang dengki.
Kita
harus bersikap tegas terhadap mereka dengan memberi peringatan keras,
meminta mereka minta maaf kepada umat Islam atau bahkan mengusir dan
memboikot mereka.
2. Orang-orang yang bodoh
Kita harus berusaha mengenalkan siapa Rasulullah dan apa ajarannya kepada mereka malalui berbagai cara dan media.
3. Orang-orang yang terfitnah karena kemunduran kaum muslimin
Umat
Islam harus berusaha bersama-sama agar maju dalam setiap aspek
kehidupan, baik ilmu, ekonomi, politik, dan terlebih akhlak mereka.