Total Pageviews

Search This Blog

Saturday, July 26, 2014

Khutbah Idul Fitri 1435 H Berjihad dengan Al-Qur’an untuk Meraih Kejayaan Umat

Khutbah Idul Fitri 1435 H

Berjihad dengan Al-Qur’an untuk Meraih Kejayaan Umat

Disampaikan oleh:
Fahrur Mu’is, M.Ag

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ ِباللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّابَعْدُ؛
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Ilallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Pagi ini kita berkumpul di sini, bertakbir, mengagungkan nama Allah, agar terpatri sampai ke relung hati bahwa hanya Allah Yang Maha Besar dan selain-Nya adalah kecil di hadapan-Nya. Permasalahan sebesar apa pun, menjadi kecil di hadapan keagungan kekuasaan-Nya.
Musuh yang kuat, menjadi lemah di hadapan kekuatan-Nya yang tiada berbatas.
Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum muslimin rahimakumullah,

Ketika kita bertakbir dengan penuh bahagia di sini, ternyata sebagian kaum muslimin di belahan dunia yang lain berada dalam kesedihan yang mendalam. Di Suriah, rezim Syi’ah Basar Asad membantai muslim Sunni tanpa perikemanusian. Di Gaza Palestina, ratusan anak tidak berdosa menjadi korban kejahatan Israel. Demikian pula di Rohingnya Miyanmar, kaum muslim di sana terancam nyawanya oleh keganasan pemerintah dan orang-orang Budha.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum muslimin yang berbahagia,
Kita baru saja menyelesaikan ibadah bulan Ramadhan dengan penuh hikmah dan kebersamaan. Semoga spirit Ramadhan akan selalu menyala di hati kita, sehingga umat Islam di Indonesia akan berkurang permasalahannya, seperti maraknya aliran-aliran sesat,  keterpurukan ekonomi, suap, korupsi, dan sebagainya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum Muslimin rahimakumullah
Pertanyaannya kini adalah apa penyebab semua ini? Mengapa permasalahan yang menumpuk masih menyelimuti kita? Jama’ah sekalian, sesungguhnya jawabannya sangat jelas, yaitu kita jauh dari cahaya dan pelita. Semakin kita menjauh dari cahaya dan pelita ini, maka semakin jauhlah kita dari jalan yang benar, dan semakin dalam pula kita terjebak dalam lorong hitam kesesatan dan kesengsaraan.
Ma’asyiral Muslimin,
Cahaya itu adalah Al-Qur’an dan Pelita itu adalah As-Sunnah.
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Rabbmu (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (al-Qur’an).”(QS. Al-Nisa’:174).

Jika seorang manusia menjauh dari cahaya dan pelita ini, maka panah-panah beracun setan dan hawa nafsu akan menancap pada jiwanya begitu mudah, sehingga membuat ia kehilangan kewarasan imaninya, menjadi gila terhadap dunia, kehilangan kendali diri dan akhirnya takut terhadap kematian, karena membuatnya meninggalkan kenikmatan semu di dunia yang fana ini.
Kondisi inilah yang membuat musuh hilang rasa takutnya kepada kita, tidak takut lagi untuk menzalimi saudara-saudara kita. Rasulullah  bersabda:
«يُوشِكُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمُ الْأُمَمُ مِنْ كُلِّ أُفُقٍ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ عَلَى قَصْعَتِهَا»، قَالُوا: مِنْ قِلَّةٍ بِنَا يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: «أَنْتُمْ ذَلِكَ الْيَوْمَ كَثِيرٌ، وَلَكِنْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، تُنْتَزَعُ الْمَهَابَةُ مِنْ قُلُوبِ عَدُوِّكُمْ، وَيُجْعَلُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهَنُ»، قَالُوا: وَمَا الْوَهَنُ؟ قَالَ: «حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ»
“Hampir (tiba waktunya) seluruh bangsa akan mengepung kalian dari berbagai penjuru seperti orang-orang yang makan mengerumuni piring makanannya.”
 Para sahabat bertanya: “Karena sedikitkah kami hari itu?” Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam bersabda: “Justru jumlah kalian pada saat itu banyak. namun kalian hanya bagaikan buih dan sampah yang dibawa oleh banjir. Rasa takut telah dicabut dari hati musuh-musuh kalian dan di dalam hati kalian diletakkan Wahn.”
Mereka bertanya: “Apa itu Wahn?”
Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam menjawab: Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Ahmad).

Dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam mengingatkan kita:
« إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ ».
“Apabila kalian telah berjual beli dengan cara al-‘Inah (riba), atau kalian (hanya) mengikuti ekor-ekor sapi (pembajak sawah), dan telah ridha (merasa cukup) dengan semata bercocok-tanam, sehingga kalian meninggalkan jihad, maka niscaya Allah akan menimpakan kepada kalian kehinaan yang tidak akan Ia cabut sampai kalian kembali kepada agama kalian.” (HR. Abu Daud).

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamdu,
Apakah kondisi ini menyurutkan langkah kita? Apakah kondisi ini membuat kita pesimis?
Tidak, sekali lagi tidak! Justru kondisi ini seharusnya mendorong kita untuk bangkit, memotivasi kita untuk kembali memberdayakan semua potensi umat yang tersedia.
Kita tidak boleh terlena dalam jebakan musuh-musuh Allah, justru Allah menyeru kita untuk bangkit berjihad melawan mereka dengan Al-Qur’an. Ya, langkah pertama yang harus diayunkan adalah berjihad dengan Al-Qur’an. Allah berfirman:
 فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُمْ بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا
 “Maka janganlah engkau mengikuti orang-orang kafir itu, dan berjihadlah dengannya (Al-Qur’an) dengan jihad yang besar.” (QS.Al Furqan:52)

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd
Kaum muslimin yang berbahagia
Berjihad dengan Al-Qur’an bermakna:
1.    Belajar membacanya dengan benar secara sungguh-sungguh, menggelorakan semangat tilawah Al-Qur’an di segala tingkatan dan semua kalangan tanpa kecuali.
 Rasulullah bersabda:
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
“Bacalah Al-Qur’an, karena Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang membacanya.” (HR. Muslim).
2.     Melahirkan penghafal-penghafal Al-Qur’an (hafizh/hafizhah) dengan usaha yang sungguh-sungguh, Al-Qur’an bersemayam di dalam dada mereka, terdengar dari lisan-lisan mereka, dan berwujud dalam amalan keseharian mereka.
  Allah berfirman:
بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ
“Sebenarnya, Al-Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.” (QS. al-‘Ankabut:49).

3.   Usaha yang sungguh-sungguh dan terus-menerus untuk bertadabbur Al-Qur’an, menyelami kedalaman maknanya, menghadirkan hati ketika membacanya dengan penuh kekhusyukan
 Allah berfirman:
أَفَلاَ يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلىَ قُلُوْبٍ أَقْفَالُهَا
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad:24).
Tadabbur Al-Qur’an akan membuka hati dan pikiran untuk menemukan solusi dari semua permasalahan. Allah  mengatakan:
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
 “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai fikiran mendapat pelajaran.” (QS. Shaad:29).

4.   Perjuangan menerjemahkan Al-Qur’an dalam kehidupan, mengamalkan dan menegakkan hukum-hukum Allah di dalamnya. Jika lisan kita harus benar melafalkan ayat-ayatnya, maka raga kita pun harus benar melaksanakan ayat-ayat itu. Allah berfirman:
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيْراً
“Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al-Isra’:9).
5.     Dakwah dan menyampaikan ajaran Al-Qur’an kepada seluruh umat manusia. Allah  berfirman:
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ ۖ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ ۚ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
“Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Ma’idah:67).
Berdakwah adalah jalannya para nabi dan rasul utusan Allah, berdakwah berarti menapaki jalan mereka, menapaktilasi jalan Nabi Muhammad  di bawah naungan Al-Qur’an.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum muslimin rahimakumullah,
Berjihad dengan Al-Qur’an adalah jihad yang besar, sebab inilah yang akan mempersiapkan lahirnya khayru ummah (umat terbaik) yang menegakkan dienul Islam dan kepemimpinan Qur’ani serta membawa kemaslahatan dan ketenteraman bukan saja bagi umat Islam, tetapi bagi seluruh alam semesta, sebagaimana yang telah dicatat di dalam sejarah dengan tinta emas, sejak generasi sahabat hingga berabad-abad lamanya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Di akhir khutbah ini, kami pesankan kepada para pemimpin bangsa, untuk bertakwa kepada Allah dalam mengurus 250 juta hamba Allah di negeri ini. Jadikan Al-Qur’an sebagai pedoman, As-Sunnah sebagai penerang, jika tidak maka kesengsaraan telah menanti di dunia ini sebelum di akhirat. Allah berfirman:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Dan siapa yang berpaling dari peringatanKu, maka baginya kehidupan yang sempit dan akan Kami bangitkan ia pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha:124).

Kepada kaum muslimah, harapan kebaikan bangsa ini juga bertumpu kepadamu, baik dan buruknya umat ini ada di tanganmu. Jagalah kehormatanmu, kenakanlah hijabmu yang syar’i dan benar, bukan untuk sebatas mode, sehingga menjadi ajang pamer aurat dalam bentuk yang lain.
Kepada para istri, jadilah pelabuhan hati bagi suami anda, tempat berlabuh, dan melipur lara. Jadilah istri sejati yang cintanya buat suami karena Allah, taatlah kepadanya dalam ketaatan kepada Allah.
Kepada para pemuda, Anda adalah harapan umat dan bangsa! Jadilah pemuda beriman yang tangguh!
Kepada para ayah dan bunda kami, hadirlah dalam hari-hari dan dalam jiwa buah hati anda. Hadirlah dengan Al-Qur’an, hadirlah dengan cinta sepenuh jiwa mengantar mereka menjadi mujahid dan mujahidah sejati. 

Kaum muslimin yang berbahagia, akhirnya, marilah kita semua menundukkan hati dengan penuh harap kepada Allah, memanjatkan doa kepadaNya,
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِي يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ اِبْرَاهِيْم وَعَلىَ آلِ اِبْرَاهِيْم وَباَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا باَرَكْتَ عَلىَ اِبْرَاهِيْم فِى اْلعاَلَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد.
اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُما كَمَارَبَّيانَا صَغِيرًا وَلِجَمِيْعِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَات وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِناَتِ اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْواَتِ بِرَحْمَتِكَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ   
اَللّهُمَّ آرِناَ الْحَقَّ حَقاًّ وَارْزُقْناَ اتِّباَعَهُ وَآرِناَ اْلباَطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْناَ اجْتِناَبَهُ.

اللَّهُمَّ افْتَحْ عَلَيْنَا اَبْوَابَ الخَيْرِ وَاَبْوَابَ البَرَاكَةِ وَاَبْوَابَ النِّعْمَةِ وَاَبْوَابَ السَّلاَمَةِ وَاَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَاَبْوَابَ الجَنَّةِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ. رَبَّناَ آتِناَ فِي الدُّنْياَحَسَنَةِ وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةِ وَقِناَ عَذاَبَ الناَّر. وَصَلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ  وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.