Total Pageviews

Search This Blog

Friday, March 23, 2012

Dipaksa Membaca!


Sebelumnya saya sudah menulis tentang metode talaqqi kitab Sunan At-Tirmidzi sebagai berikut:
Pertama, Syaikh Naji Al-Bakir Asy-Syaikh Musa membacakan kitab sunan hadis Tirmidzi huruf demi haruf kepada para murid dan para murid mendengarkan dan menyimak kitab baik-baik. Tidak ada satu huruf pun dalam kitab yang ditinggalkan.
Kedua, Syaikh menjelaskan makna hadis yang memerlukan penjelasan dan adakalanya para murid langsung mengajukan pertanyaan terhadap makna hadis yang belum dipahami.
Ketiga, Syaikh menjelaskan hadis-hadis yang daif dalam kitab Sunan Tirmidzi dan menjelaskan sebabnya. Misalnya beliau mengatakan bahwa hadis ini daif karena ada rawi yang majhul, munqathi’, syadz, dan sebagainya.
Keempat, terkadang murid disuruh membaca hadis Sunan Tirmidzi dan syaikh menyimaknya. Jika ada salah baca atau salah ketik dalam kitab, beliau membetulkannya.
 
Nah, pelajaran lain yang saya ambil dari metode tersebut bahwa kadang kita harus dipaksa membaca agar mau dan bisa selesai membaca sebuah buku. Ini pelajaran dari mulazamah kitab hadis Sunan Tirmidzi yang saya ikuti. Pertama, setiap peserta harus meluangkan waktunya. Dan ini merupakan syarat mendapatkan ilmu. Dalam hal ini saya harus meninggalkan anak istri, pekerjaan di kantor, mengisi kajian, dan berbagai pertemuan dalam organisasi. Kedua, setiap peserta harus membaca dengan teliti dan berkonsentrasi mendengarkan bacaan hadis Syaikh. Hal ini akan mengajari ketelitian dan kesabaran kita, karena setiap huruf tidak boleh dilewati. Salah harakat juga tidak boleh. Ketiga, bersifat kritis. Terkadang ada salah tulis dalam kitab yang tertulis. Di sini Syaikh akan menjelaskan kesalahannya sekaligus menunjukkan yang seharusnya. Keempat, fokus dalam satu bidang ilmu dan pendampingan Syaikh dalam mulazamah sangat membantu untuk menguasai ilmu yang dipelajari. Banyak pertanyaan yang bisa diketahui dengan hanya sekadar membaca atau ditanyakan kepada Syaikh.
 
Menarik sekali jika metode ini bisa saya lakukan terhadap buku dan pembaca buku-buku saya. Saya pernah melakukan sistem ini dengan para jamaah masjid dalam mempelajari buku AGAR SHALAT TAK SIA-SIA. Dalam majelis tersebut memang waktu yang diperlukan agak panjang karena saya tidak hanya membacakannya, melainkan juga menjelaskan maksud dan latar belakang penulisan kalimat-kalimatnya.  

Wednesday, March 21, 2012

Penulis, Editor, dan Belajar


Alhamdulilah saya mendapat kesempatan belajar lagi. Kali ini belajar hadis kepada muhaddis (ahli hadis) yang sanadnya bersambung kepada para penulis kitab hadis dan para pengarang kitab hadis tersebut sanadnya sampai Rasulullah. Beliau adalah Syaikh Naji Al-Bakir Asy-Syaikh Musa, seorang muhaddist dari Sudan.
Sebelumnya, beliau dan gurunya, Syaikh Musa’id Basyir al-muhadditts al-kabir, pengasuh Ma’had Hadis Al-Bukhari di Sudan, juga pernah mengadakan daurah ilmiah kitab Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim di Jakarta dan Jawa Tengah. Kali ini, beliau menyampaikan kitab hadis Sunan At-Tirmidzi. Tempatnya di Masjid Al-Falah, Pekanbaru Sumatra dan waktunya dari 28 Rabiul Awwal-14 Jumadil Ula 1433 H/ 20 Maret 2012-5 April 2012.
Pada daurah terakhir inilah saya ikut. Kurang lebih akan dilaksanakan 17 hari. Adapun hadis beserta sanadnya yang akan disampaikan ada 3.956 hadis. Tiap hari targetnya dibacakan dan dipelajari minimal 200 hadis.
Hal ini sangat penting. Sebagaimana dijelaskan dengan panjang oleh Imam Tirmidzi dalam Kitab Al-‘Ilal. Salah satunya, beliau menukil perkataan Abdullah bin  Al-Mubarak bahwa sanad adalah bagian dari agama. Kalau tidak ada sanad niscaya siapa saja akan mengatakan apa saja yang ia suka.
Mengapa Kitab Sunan Tirmidzi yang dipelajari? Selain karena Kitab Shahih Bukhari dan Muslim sudah pernah didaurahkan di Indonesia, setidaknya ada tiga kelebihan  Sunan At-Tirmidzi. Yaitu di dalamnya disebutkan nama para shahabat, disebutkan perbedaan pendapat para fuqaha secara rinci, dan menyebutkan derajat hadis beserta alasannya. Bahkan Syaikh Ahmad bin Muhammad Syakir mengomentari bahwa Sunan Tirmidzi adalah kitab hadis paling bermanfaat bagi para ulama dan pelajar dalam bidang ilmu ini.
Metode talaqqi Kitab Sunan At-Tirmidzi ini adalah sebagai berikut:
Pertama, Syaikh Naji Al-Bakir Asy-Syaikh Musa membacakan kitab sunan hadis Tirmidzi huruf demi haruf kepada para murid dan para murid mendengarkan dan menyimak kitab baik-baik. Tidak ada satu huruf pun dalam kitab yang ditinggalkan.
Kedua, Syaikh menjelaskan makna hadis yang memerlukan penjelasan dan adakalanya para murid langsung mengajukan pertanyaan terhadap makna hadis yang belum dipahami.
Ketiga, Syaikh menjelaskan hadis-hadis yang daif dalam kitab Sunan Tirmidzi dan menjelaskan sebabnya. Misalnya beliau mengatakan bahwa hadis ini daif karena ada rawi yang majhul, munqathi’, syadz, dan sebagainya.
Keempat, terkadang murid disuruh membaca hadis Sunan Tirmidzi dan syaikh menyimaknya. Jika ada salah baca atau salah ketik dalam kitab, beliau membetulkannya.
Bagaimana kelanjutannya? Tunggu kabar selanjutnya. Alhamdulillah, hari pertama ini kita sudah menyelesaikan lebih dari 300 hadis. Banyak sekali manfaatnya. Kita di sini bisa meluangkan waktu untuk membaca hadis-hadis Rasulullah, mulai dari bab Thaharah, shalat, jumah, zakat, shoum, hajji, janaiz, nikah, ridha’, thalak wa li’an, buyu’, ahkam, diyat, hudud, shid, adhahi, nadzar wal aiman, siyar, fadailul jihad, al-jihad, dan sebagainya.
Saya yakin, kalau kita tidak meluangkan waktu dan memiliki keinginan yang kuat untuk membacanya, seumur hidup kita tidak akan dapat mengkhatamkannya. Padahal, kata Syaikh, membaca dan mempelajari kutubut sittah/tis’ah (kitab hadis enam/sembilan) adalah pengetahuan minimal yang harus diketahui oleh setiap Muslim.
Nah, pelajaran hari ini yang menarik dari Syaikh bahwa kesibukan kita adalah fitnah. Karena sibuknya bekerja ataupun berdakwah, banyak dari kita yang tidak sempat mempelajari hadis-hadis Rasulullah. Bahkan hampir semangat untuk mempelajari ilmu syari sudah sirna. Jika sudah seperti ini tentu musibah bagi umat ini.

Saturday, March 17, 2012

Bagaimana Penerbit Memilih Naskah?

Penerbit buku tidak akan sembarangan memilih naskah. Sebab, salah memilih naskah secara finansial tidak akan menguntungkan penerbit. Oleh karena itu, mereka selektif dalam memilih dan memilahnya. Namun demikian, ada empat kategori yang biasa digunakan oleh penerbit.
1. Naskah berkualitas tinggi dan berpotensi laku keras.
Ini rezeki bagi penerbit. Penulis yang karyanya memenuhi kriteria seperti ini, tidak susah mencari penerbit.
2. Naskah kurang berkualitas namun berpotensi laku keras.
Naskah seperti ini juga dimaui oleh penerbit. Karena, dalam sebuah bisnis hukum pasar tetap sangat diperhatikan.
3. Naskah berkualitas tinggi namun kurang laku.
Jika penerbit memiliki visi jangka panjang dan modal cukup, naskah seperti ini juga akan diterbitkan.
4. Naskah berkualitas rendah dan tidak laku.
Naskah jenis ini paling banyak ditolak karena penerbit tidak mau mengambil risiko.
Sebelum dikategorikan dalam salah satu kriteria tersebut, naskah biasanya akan dinilai dari dua sisi.
A. Bagian editorial
Mereka akan menilai naskah dari sisi tema naskah, kedalaman isi, kelebihan dari buku yang sudah ada, cara  penyajian, hal baru yang disampaikan, solusi yang ditawarkan, dan sebagainya.
B. Bagian pemasaran
Mereka akan menilai dari sisi pangsa pasar: siapa pembacanya, di mana naskah dapat dijual, berapa harga jualnya, seberapa besar serapan pasarnya, dan sebagainya.

Selain dinilai dari kedua sisi tersebut, naskah juga dinilai dari kecocokannya dengan visi misi penerbit dan reputasi penulis. Nah, di sinilah seorang penulis hendaknya menawarkan naskahnya ke penerbit yang tepat.









 

Friday, March 9, 2012

Buku yang Kreatif dan Inovatif

Dalam dunia perbukuan, ada dua hal yang tidak boleh dilupakan oleh para penulis dan penerbit.
1. Kreatif. Artinya memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan. Penerbit dan penulis harus mampu menciptakan buku baru dalam kurun waktu tertentu. 
2. Inovatif. Maknanya memperkenalkan sesuatu yang baru; bersifat pembaruan. Penerbit atau penulis harus
mampu membuat sesuatu yang baru atau mengemas sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang baru atau 
berbeda.
Apa contohnya? Silakan lihat sendiri kedua buku di bawah ini: Lu'lu wal Marjan dan Rakhikul Makhtum. Dua buku ini sudah terbit sejak dahulu. Bahkan, penerbitnya tidak hanya satu. Tetapi, tetap ada celah untuk menghadirkan sesuatu yang baru dan berbeda. Tidak percaya? Segera baca dan buktikan sendiri!






------------------------------------------------------------------------------------------------------

NB: Anda dapat memesannya langsung via email fahrurmuis@gmail.com / Hp 081 329 310 175. Pemesanan dilayani dengan transfer harga buku plus ongkos kirim. Beli minimal 10 gratis ongkos kirim.