Total Pageviews

Search This Blog

Wednesday, February 23, 2011

UNTUNGNYA MENJADI PEMBACA


Beruntung sekali menjadi pembaca buku. Dengan cukup mengeluarkan uang beberapa ribu rupiah, berjuta ilmu didapat. Dan secara sistematis, meski tak disadari, wawasan yang diserap otak tersebut akan mengubah persepsi diri. Tentunya menjadi lebih baik, sesuai dengan isi buku yang dibaca.

Ini benar-benar saya rasakan. Ketika saya bertanya kepada para pembaca buku saya, mereka rata-rata bisa selesai membacanya dalam hitungan jam dan hari. Jarang sekali yang memakai hitungan bulan. Biasanya saya tersenyum mendengarnya. Tak jarang saya sengaja diam untuk mendengarkan komentar-komentarnya, baik yang membangun maupun sedikit menjatuhkan.

Tentu saja apa yang dirasakan pembaca, tidak saya rasakan sebagai penulis. Untuk menyiapkan dan menulis sebuah buku, berdasarkan pengalaman saya, belum ada yang selesai dalam hitungan jam. Rata-rata menggunakan hitungan bulan dan tahun.

Masih teringat sekali bagaimana saya menulis buku Agar Shalat Tak Sia-Sia. Waktu itu penerbit selalu menanyakan kapan jadinya. Saya targetkan satu bulan. Ternyata tidak jadi. Akhirnya, dengan segenap perjuangan dan hidayah Allah, 6 bulan lamanya baru selesai. Bahkan, ada yang berkomentar sinis dan sangat menyakitkan hati: Mungkin file naskahmu akan membusuk di dalam komputer.

Sabar. Itulah yang saya lakukan. Karena tidak mungkin naskah yang belum siap dipaksakan terbit. Alhamdulillah, banyak hikmah di balik kesabaran.

Maka sangat beruntung Anda menjadi pembaca buku. Tidak perlu menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menyiapkannya. Baca, pahami, dan amalkan yang baik bagi kehidupan Anda.

Friday, February 11, 2011

Bagaimana Menawarkan Naskah Kepada Penerbit?

Bagi siapa saja yang memiliki karya tulis, jangan sungkan-sungkan untuk menawarkan kepada penerbit. Urusan diterima atau ditolak bukan masalah penting. Justru yang terpenting adalah mencoba sehingga memiliki pengalaman. Pengalaman itulah yang bisa menjadi guru lumayan baik.

Tak jarang, naskah saya ditolak oleh berbagai penerbit. Tetapi ingat, itu bukanlah akhir dari segalanya. Justru itu adalah awal dari sejarah Anda menjadi penulis. Lalu, bagaimana cara menawarkan naskah kita kepada penerbit? Berikut tips praktisnya:

1. Buat sinopsis naskah Anda.
2. Buat identitas naskah Anda: berapa halaman, siapa target pembacanya, buku apa yang temanya sama, apa nilai lebihnya, dan lain-lain.
3. Buat daftar isi.
4. Beri contoh satu atau dua bab.

Setelah itu, kirim ke penerbit dan tunggu responsnya.

Ok, kita langsung praktik saja. Siapa yang berminat menulis buku Islam populer dengan spesifikasi:
1. Tema belum ada atau jarang dibahas
2. Tema sudah ada, tetapi berbeda dan unik
3. Target pembaca putra atau putri usia 18-60.

Silakan kirim ke email saya: fahrurmuis@gmail.com. Insya Allah saya siap menilai, memberi masukan, dan menyalurkan naskah Anda ke penerbit-penerbit Islam ternama.

Tuesday, February 8, 2011

Editor Menulis pada Jam Kerja: Bagaimana hak cipta dan royaltinya?

Seiring berjalannya waktu, seorang editor harus meningkatkan kemampuannya. Seorang editor harus bisa menjadi penulis atau ia akan tersingkir. Sebab, penerbit buku pun berpikir rasional. Tidak perlu banyak karyawan karena biaya operasional akan melambung tinggi. Cukup beberapa karyawan saja, asal memiliki banyak kemampuan.

Perkembangan tersebut berimbas pada perubahan pekerjaan. Awalnya hanya mengedit tulisan yang sudah jadi, beralih pada mengonsep dan menyusun sendiri. Lalu, bagaimana dengan royalti dan hak cipta naskah tersebut, mengingat semua itu dilakukan pada jam kerja dan semua telah difasilitasi oleh penerbit.

Saya sempat menanyakan persolan ini kepada Praktisi perbukuan nasional, Bapak Bambang Trim. Berikut ini jawabannya:


1.Hal seperti ini lazim pada sebuah penerbitan karena memang ada beberapa editor yang berpotensi juga sebagai penulis. Berdasarkan deskripsi kerja (job des) editor, tidak ada keharusan editor menulis naskah buku. Karena itu, kedudukan editor yang menulis tetap menjadi penulis dan berhak atas imbalan sebagai penulis.

2.Saya biasanya mengusulkan dua hal. Apabila editor menulis menggunakan jam kerja kantor, difasilitasi dalam hal referensi serta alat kerja (komputer) maka editor mendapatkan imbalan sebagai penulis tidak dalam hitungan full. Namun, apabila yang terjadi sebaliknya (meskipun ide dari penerbit) yaitu dikerjakan di luar jam kantor dengan tidak menggunakan fasilitas kantor, editor berhak mendapatkan imbalan full sebagai penulis.

3.Hak cipta tetap berada di tangan penulis kecuali ada kesepakatan pengalihan hak cipta. Dan kesepakatan ini hendaknya dituliskan serta dibicarakan jauh-jauh hari. Karena itu, jika hak cipta dialihkan, penulis pun akan mendapatkan imbalan atas pengalihan hak cipta tersebut dengan sistem outright.

Demikian jawaban beliau, dan semoga bisa menjadi pencerahan bagi para editor, penulis, dan penerbit buku.