Total Pageviews

Search This Blog

Tuesday, December 28, 2010

SHALAT A-Z, BELAJAR SHALAT TANPA GURU



Buku SHALAT A-Z ini dikemas dengan sangat mudah, praktis, dan indah untuk memudahkan siapa saja belajar shalat. Sejauh pengetahuan saya, belum ada buku di Indonesia yang dikemas cantik seperti itu.

Untuk menulisnya, saya harus melakukan 3 tahapan. Tahap pertama, penulisan tema secara lengkap. Tahap kedua, penyederhanaan kontent. Tahapan ketiga, pemilihan inti materi sehingga tidak terlalu banyak kata.

Setelah itu, saya masih harus mengedit setingannya sampai 3 kali juga. Sebab, ide-ide kreatif sering muncul di tengah proses setting buku tersebut.

Akhirnya, saya merasa bersyukur bisa mengetengahkan buku YANG BERBEDA dalam tema shalat kepada seluruh pembaca.

Friday, December 10, 2010

KESEMPATAN EMAS BAGI PEMBACA




BULAN DESEMBER 2010 INI, Buku AGAR SHALAT TAK SIA-SIA hadir dalam EDISI LUX dan LENGKAP.

Alhamdulilah, isi yang luar biasa membuat para pembacanya merekomendasikan kepada orang-orang di sekitarnya.


Shalat adalah tiang agama dan amal yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat.
agar islam kita kuat dan selamat di akhirat, kami memberi kesempatan terbaik kepada seluruh kaum muslimin untuk memiliki buku:


AGAR SHALAT TAK SIA-SIA EDISI LUX DAN LENGKAP
HANYA DENGAN RP. 35.000
DAPAT BONUS BUKU: RAJIN SHALAT, BADAN SEHAT, SEHARGA RP. 25.000

BAGI 10 PEMESAN PERTAMA BONUS BUKU ZIKIR PAGI DAN SORE BERWARNA SEHARGA RP.10.000


HANYA BERLAKU TANGGAL 10-30 DESEMBER 2010
Hubungi: 081 329 310 175


NB:Ongkos kirim ditanggung pemesan.
Buku dikirim setelah uang ditransfer.

AGAR SHALAT TAK SIA-SIA EDISI LUX & LENGKAP



BULAN DESEMBER 2010 INI, Buku AGAR SHALAT TAK SIA-SIA hadir dalam EDISI LUX dan LENGKAP.

Alhamdulilah, isi yang luar biasa membuat para pembacanya merekomendasikan kepada orang-orang di sekitarnya.


SHALAT ADALAH TIANG AGAMA DAN AMAL YANG PERTAMA KALI AKAN DIHISAB PADA HARI KIAMAT.
AGAR ISLAM KITA KUAT DAN SELAMAT DI AKHIRAT, KAMI MEMBERI KESEMPATAN TERBAIK KEPADA SELURUH KAUM MUSLIMIN UNTUK MEMILIKI BUKU:

AGAR SHALAT TAK SIA-SIA EDISI LUX DAN LENGKAP
HANYA DENGAN RP. 35.000
BONUS BUKU: RAJIN SHALAT, BADAN SEHAT, SEHARGA RP. 25.000

HANYA BERLAKU TANGGAL 10-30 DESEMBER 2010
Hubungi: 081 329 310 175


NB:Ongkos kirim ditanggung pemesan.
Buku dikirim setelah uang ditransfer.

Monday, December 6, 2010

SEMOGA BISA DIBACA LEBIH DARI 200 JUTA PEMBACA







Alhamdulillah, sejak diterbitkan pertama kali pada bulan Agustus 2007 hingga Oktober 2010 sekarang, buku Agar Shalat Tak Sia-Sia mendapat sambutan luar biasa dari pembaca Indonesia. Selama 4 tahun, sekali lagi alhamdulillah, buku tersebut rata-rata terjual 1.000 eksemplar. Bahkan pada bulan Oktober 2010, buku yang ada di tangan Anda ini telah diterbitkan dalam edisi bahasa Malaysia.

Itulah yang membuat kami optimis bahwa buku ini, dengan izin Allah, bisa mencapai target dibaca oleh 200 juta pembaca di Indonesia dan Malaysia. Meskipun, kami tidak tahu secara pasti berapa tahun lagi hal itu terwujud. Yang pasti, kami memiliki doa, cita-cita, dan harapan yang besar agar manfaat buku tersebut dapat dirasakan oleh sebanyak-banyaknya orang (Amin ya Rabb).

Dalam edisi Agar Shalat Tak Sia-Sia Update ini, kami tambahkan komentar dan respons dari pembaca yang sempat kami dokumentasikan, baik melalui SMS maupun telepon langsung ke HP saya. Selain menambahi beberapa dalil di beberapa poin, kami juga tambahkan tiga sebab eksternal yang bisa membuat shalat kita sia-sia, seperti bermusuhan secara tidak hak, memutus tali silaturahmi, dan melakukan perbuatan syirik.

Akhir kata, kami berterima kasih kepada seluruh pembaca yang telah merekomendasikan buku ini kepada orang-orang yang ada di sekitarnya. Semoga dakwah melalui buku ini menjadi amal saleh yang ikhlas karena Allah bagi kita semua.

Surakarta, 27 Syawal 1431 H/ 4 Oktober 2010 M
Muhammad Fahrur Mu’is bin Qusri Al-Jifari


KOMENTAR PEMBACA BUKU
AGAR SHALAT TAK SIA-SIA



SMS:

Ustadz, saya Hesty dari Pekanbaru. Saya sudah membaca buku yang Ustad tulis: AGAR SHALAT TAK SIA-SIA. Ternyata masih banyak hal dalam shalat yang tidak saya ketahui yang membuatnya sia-sia. (+6281276492xxx)


Saya sedang membaca buku Anda AGAR SHALAT TAK SIA-SIA. Bagus sekali. Bacanya belum selesai. Saya terharu, merasa perlu menyampaikan selamat kepada penulisnya....Saya baca terus dulu ya! (Gozalijemat 081310533xxx)


Buku AGAR SHALAT TAK SIA-SIA memberikan saya pelajaran lebih dalam tentang Islam yang selama ini tidak saya hayati. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya." (081355686xxx)

Mengapa shalat tidak diterima & perbuatan apa saja yang membuatnya sia-sia? Temukan jawabannya dalam buku "AGAR SHALAT TAK SIA-SIA" karya "Muhammad bin Qusri Al-Jifari." termasuk buku best seller nasional lho....! (081325xxx)


Buku yang perlu dibaca setiap Muslim sebelum ataupun sesudah shalat, AGAR SHALAT TAK SIA-SIA. Mengapa Shalat Tak Diterima dan Perbuatan Apa Saja yang Membuatnya Sia-Sia? (08526700xxx)

Buku AGAR SHALAT TAK SIA-SIA benar-benar nendang dan berasa (081292xxx)

Serius, Anda harus baca buku AGAR SHALAT TAK SIA-SIA!!! (www.rumahbukuislam.com)


TELEPON LANGSUNG KE PENULIS:

“Saya baru saja membaca buku AGAR SHALAT TAK SIA-SIA. Bagus! Bahasanya bisa saya pahami. Saya juga ingin mencari buku Ustad yang berjudul BAHAGIA SAAT SAKIT.” (Telepon seorang Ibu dari Bone, Sulawesi Selatan).

“Ustadz, saya sudah membeli dan membaca buku AGAR SHALAT TAK SIA-SIA. Saya sudah mencarinya di beberapa toko buku, tapi tidak ada. Saya ingin menghadiahkannya ke teman-teman anak saya. Juga untuk kado pernikahan kerabat saya.” (Telepon dari Bu Yuni, Cilegon).


“Shalat, tapi masih percaya pada dukun. Dalam buku AGAR SHALAT TAK SIA-SIA, hal itu bisa membuat shalat pelakunya sia-sia. Jika demikian, berarti shalat orang-orang Islam yang suka datang ke dukun tidak diterima, Ustadz? Bagaimana cara mendakwahinya?” Jawab saya, "Sebarkan bukunya." (Telepon pembaca di Padang).

“Setelah membaca buku Ustadz, saya merenung bahwa banyak umat Islam yang shalatnya sia-sia. Selamat! Teruslah menulis hal-hal yang bermanfaat bagi umat.” (Telepon dari Bapak Leo, di Jambi).
“Saya baru saja membaca buku AGAR SHALAT TAK SIA-SIA. Setelah membaca, saya merasa shalat yang sudah saya kerjakan selama 50 tahun belum ada apa-apanya. Buku yang sangat bagus dan menyadarkan diri untuk introspeksi.” (Telepon dari H. Badrun di Jakarta).

“Saya baru saja membaca buku AGAR SHALAT TAK SIA-SIA. Bukunya bagus dan menghidupkan sunah Nabi, karya penulis muda. Semoga lebih banyak manfaat dan best seller.” (Telepon dari Bapak Imam Syuja' di Aceh).

“Semoga buku AGAR SHALAT TAK SIA-SIA ini bermanfaat bagi saya dan yang lain. Amin, amin.” (Telepon M. Jafar dari Markas Jamaah Tablig Radda, kecamatan Sa'bang, Sulawesi Selatan).

“Selama 43 tahun, baru kali ini di sini ada bedah buku. Dan buku yang pertama kali dibedah adalah AGAR SHALAT TAK SIA-SIA.” (Muhsin Raf, Ketua MPU Kab. Simeulue, Aceh).

Tulis komentar Anda tentang buku Agar Shalat Tak Sia-Sia. Ketik: Nama─Asal─Komentar. Kirim ke: 0813 2931 0175. Bagi pembaca yang ingin berkonsultasi atau mengadakan bedah buku, training, seminar, atau kajian kontak langsung nomor tersebut.

AGAR SHALAT TAK SIA-SIA TERBIT DI MALAYSIA



Alhamdulilah, pada bulan November 2010, buku AGAR SHALAT TAK SIA-SIA telah terbit dalam edisi bahasa Melayu. Info lengkapnya seperti di bawah ini:

Karya: Fahrur Muis
ISBN: 978-967-5515-23-1
Harga SM/SS: RM 16.90 / RM 19.90


Nilailah solat anda hari ini. Adakah solat yang dilakukan sehari-hari masih terasa berat dan membebankan? Apakah matlamat solat jika solat 5 waktu telah ditunaikan, namun masih lagi melakukan dosa-dosa seperti minum arak, mengumpat, tidak menutup aurat dan berjudi?


Justeru, adakah solat tidak memberi kesan dalam jiwa anda? Sudah sampai masanya anda menilai kembali solat anda dan mencari semula kemanisan dalam ibadah solat. Jangan biarkan solat yang anda lakukan sekadar solat yang sia-sia. Nauzubillah jika solat yang dilakukan berpuluh tahun itu menjadi solat yang tidak diterima disisi Allah.


Izinkanlah buku ini membantu anda dalam menginsafi diri serta memberi tunjuk ajar dalam memperbaiki ibadah solat anda sehari-hari.

Monday, November 1, 2010

Ketika Penulis Bertemu Pembaca


Catatan dakwah di Pulau Simeulue, Aceh.

Di Simeulue, Kudakwahkan Ilmuku

Kedatanganku ke Pulau Simeulue boleh dikatakan tak disangka dan tak diduga. Dari awal, sejak berangkat dari Solo mengikuti Prodin (Program Dakwah Islam Nusantara) ini, aku ditugaskan di kota Medan. Tapi, dari Medan saya diputuskan oleh panitia di sana terbang ke Pulau Simeulue untuk berdakwah selama bulan Ramadhan di sana.
Tidak ada yang saya kenal di Simeulue, kecuali sebuah nama beserta nomor hp-nya: Maulana. Dialah satu-satunya orang yang menyambut kedatangan saya sekaligus satu-satunya panitia untuk menjalankan dakwah ramadhan ini.

Sejak pertama kali bertemu di Bandara Lasikin, Simeulue, lama sekali dia bercerita tentang keadaan sebenarnya. Tidak ada tanda-tanda kegemberiaan untuk segera mengajak saya ke tempat tujuan atau singgah. Dia jelaskan semua keadaannya mulai fasilitas yang minim, biaya hidup yang mahal, siapa yang akan menemani saya nanti, dan sebagainya.

Saya paham. Dan sejak itu saya simpulkan bahwa ini adalah daerah rintisan alias pembukaan lahan yang sebenarnya cukup kondusif. Lebih dari 300 masjid ada di sana. Penduduknya ada sekitar 82.000 jiwa yang tersebar di 8 Kecamatan. Syariat Islam diterapkan di sana karena ia masuk dalam Propinsi Aceh. Kota kabupatennya bernama Sinabang. Di situlah tempat yang rencananya akan saya tinggali. Tepatnya, di kantor PGRI kabupaten Siemeulue, karena kebetulan Maulana adalah seorang guru kontrak di sana.

Pertama kali menginjakkan kaki di sana, hati saya sangat gembira. Masjid-masjid ramai jamaahnya. Tulisan-tulisan yang berupa perintah untuk menegakkan syariat Islam ada di pinggir-pinggir jalan. Misalnya, “Memakai jilbab hukumnya wajib, suruh istrimu anak perempuan memakai jilbab….” “Hanya orang beriman yang menegakkan syariat Allah” dan lain-lain. Di jawa, tulisan-tulisan tersebut belum pernah saya temukan.

Namun, setelah sehari di sana, saya merasa bahwa syariat Islam belum banar-benar dijalankan. Menurut penuturan salah seorang anggota Dinas Syariat Islam, memang tidak bisa diterapkan 100% karena Simeulue masih berada di Indonesia.
Di jalan-jalan masih mudah didapatkan para wanita yang tidak memakai jilbab. Dan yang memakai jilbab pun masih belum sesuai dengan tuntunan syari. Kesimpulan saya: masyarakat belum sadar untuk menerapkan syariat Islam.

Di situlah titik masuk dakwah saya. Ditambah lagi, pemahaman tauhid masyarakat belum menggembirakan. Jarang sekali dai di sana yang menyampaikan persoalan ini, padahal itulah inti dakwah para nabi dan rasul.
Dakwah saya di sana meliputi berbagai kegiatan, yaitu mengisi pesantren kilat di sekolahan-sekolahan, ceramah agama sebelum Tarawih, kuliah subuh, bedah buku, mengajar metode membaca Al-Qur'an, buka bersama, diskusi masalah agama selepas shalat Dhuhur dan Ashar, khutbah jumat, dan khutbah Id.

Semua itu saya rancang sendiri bersama Maulana, salah seorang simpatisan pendukung dakwah. Setiap pagi hari kami bermusyarawah. Siang harinya kami memberikan surat ke masjid-masjid berisi permohonan untuk mengisi, karena di sana semua harus formal. Dan pada sore hingga malam hari kami gunakan untuk menyampaikan ceramah agama. Terkadang saya berangkat seorang diri dan mencari alamat masjidnya sendiri. Tentunya, dengan biaya mandiri.

Mental masyarakat di sana sudah terbiasa dibantu dari mana-mana. Karena Simeulue adalah daerah langganan gempa dan Tsunami. Selama di sana, saya sendiri sudah merasakan dua kali gempa berskala kecil. Sehingga, jiwa sosialnya pun hampir mati. Bahkan, untuk menanggung berbuka dan makan sahur saya saja, satu pun orang tak ada yang menyanggupi, mulai dari masyarakat biasa, kepala sekolah, anggota dewan, kepada dinas, hingga bupati. Mereka menerima dakwah, tetapi belum bisa memberikan fasilitas dainya. Bahkan, ketika Maulana melobi di kantor bupati, mereka terus terang mengatakan bahwa kami hanya bisa memberi surat rekomendasi untuk berdakwah di sini saja.

Padahal, biaya hidup di sana sangat mahal. Sekali makan minimal 10 ribu rupiah. Es kolak atau minuman untuk ta’jil lainnya minimal 5 ribu. Belum lagi biaya-biaya yang lain. Di situlah saya mengambil pelajaran bahwa dai harus mandiri. Karena merengek-rengek hanya akan menghinakan kehormatan seorang dai.
Saya pun dengan sepenuh hati menghadapi kondisi yang ada di sana. Untuk makan sahur, selama hampir 2 pekan, saya berjalan 1 km-an untuk mencari warung. Untuk jangka waktu yang sama, saya juga kerepotan untuk buang air. Karena WC rumah yang saya tempati berdampingan dengan dapur dan ruang makan tetangga. Hanya dibatasi oleh kayu tipis. Bahkan, untuk ember dan gayung pun saya beli sendiri.

Maka, mulai detik itu saya bertekad untuk membiayai operasional dakwah sendiri. Uang pribadi saya sebanyak 500 ribu langsung saya gunakan. Hingga akhirnya ada sebagian masjid yang memberikan uang transportasi setelah ceramah. Demikian pula dari setiap sekolah yang saya mengisi pesantren kilat di sana ada dana untuk penceramahnya. Dari situlah operasional dakwah bisa terkover.

Alhamdulilah, banyak hikmah yang bisa saya dan masyarakat petik dari dakwah di sana. Dengan sebab dakwah, saya bisa kenal dan bahkan mengenalkan Maulana dengan para pejabat dan pendukung dakwah yang lain. Banyak pula umat Islam yang merasa tersemangati dengan kedatangan saya yang rela meninggalkan anak, istri, dan pekerjaan untuk berdakwah. Banyak masyarakat yang mendapat solusi atas permasalahan sehari-hari. Dan yang terpenting, mereka tercerahkan dengan materi tauhid dan syirik yang saya sampaikan. Bahwa kewajiban mereka di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah dengan menauhidkan Allah dan tidak mensekutukan-Nya dengan suatu apa pun.
Bagi saya pribadi, hikmah yang saya petik adalah: dai harus siap mengorbankan waktu, harta, dan jiwanya untuk berdakwah di jalan Allah. Dai harus dekat dengan masyarakat dan aktif mendakwahi mereka. Dai harus bisa menempatkan dirinya baik ketika ditolak maupun diterima. Dai harus bersabar dan yakin atas pertolongan Allah. Selama sebulan itu, banyak sekali pertolongan Allah yang tidak saya duga-duga. (Fahrur Mu’is, M.A)

Tuesday, June 1, 2010

Berubat dengan Solat Masuk TOP 30 PTS Islamika Sdn. Bhd. (Januari - Mei 2010)

Alhamdulilah, buku saya yang bertajuk BERUBAT DENGAN SOLAT, pada bulan Januari-Mei 2010 ini masuk 30 Top PTS Islamika (nomer 23). Buku yang terbit pada bulan Agustus 2009 itu, sebelumnya juga pernah masuk dalam 20 Buku Agama Terlaris PTS Tahun 2009 (nomer sebelas). Semoga buku-buku saya yang lain akan segera menyusul best seller di sana dan bermanfaat bagi manusia. Dua buku saya yang akan diterbitkan di PTS Islamika ialah SHALAT A-Z dan BENCANA AKHIR ZAMAN. Doakan semoga bisa segera terbit.
Berikut ini laporan lengkapnya.

1. Yakjuj & Makjuj: Bencana di Sebalik Gunung
2. Alexander adalah Zulkarnain: Pembebas Barat dan Timur
3. Biografi Muhammad bin Abdullah
4. Kamus al-Quran
5. Agenda Yahudi Menakluk Dunia
6. Young Aisyah: Cuti Sekolah
7. Travelog Haji (ed. jimat)
8. Travelog Haji (ed. kulit lembut)
9. Offline dengan Syaitan
10. Travelog Cinta Abadi
11. Khadijah: Cinta Abadi Kekasih Nabi
12. Travelog Dakwah
13. Syahadah Gadis Ateis
14. Bahagiakan Hatimu
15. 31 Kisah Sahabat: Kamus Tuhan
16. Apa Kata Islam Mengenai Manusia & Alam
17. Lebai Cilik; Misteri Ayam Beracun
18. Munajat Malam
19. Young Aisyah: Summer Camp
20. Teladan Gempak: Jiran Masam Manis
21. Young Aisyah: Ponteng Sekolah
22. Haji Muda: Tip-Tip Menjadi tetamu Allah
23. BERUBAT DENGAN SOLAT
24. Young Aisyah: Buli
25. Young Aisyah: Sayang Cikgu
26. Bagaimana Islam Memimpin Masyarakat Majmuk
27. Siri Muaz dan Haikal: Kapten Baru
28. Jatuhnya Sebuah Tamadun
29. Koleksi Doa Terpilih daripada Hadis
30. Online dengan Tuhan

Ranking di atas adalah berdasarkan nilai RM yang diperoleh.
NOTA: Laporan ini disediakan oleh Tn. Zain Aziz, timbalan pengurus jabatan sales PTS.

sumber: http://www.facebook.com/notes/ainon-mohd/top-30-pts-islamika-sdn-bhd-januari-mei-2010/393752938421

Wednesday, May 26, 2010

ABI MENULIS UNTUK BELI MOBIL DAN RUMAH?

Pagi tadi, sambil menunjukkan tumpukan buku yang akan saya jadikan referensi dalam menulis, saya bilang ke anak pertama saya, Najib Abdillah:

"Najib, Abi mau menulis."

Secara spontan, Anak saya yang baru gandrung dengan mobil, menjawab:

"Untuk beli mobil? Untuk beli rumah Bi?"

Sambil tersenyum kepadanya, saya jawab pertanyaan kritis dan cerdasnya:

"Abi menulis untuk berdakwah. Mengajak manusia pada kebaikan dan melarang dari keburukan. Agar banyak orang yang dapat petunjuk dan masuk surga."

Secara tiba-tiba, Si Najib kecil yang baru berusia 3 tahun ini menimpali:

"Abi mau ke surga naik pesawat?"

Hem…Kembali saya tersenyum mendengar pertanyaannya. Saya jawab:

"Kita ke surga dengan rahmat Allah dan amal saleh."

***

Abi adalah panggilan anak saya kepada saya yang artinya Ayah atau Bapak.

Saya memang terbiasa mengajari anak-anak untuk suka membaca dan menulis sejak dini. Berbagai buku saya belikan untuk Najib dan adiknya, Aisya Taqiya, yang berusia 1,5 tahun. Biasanya, keduanya minta dibacakan. Sesekali, keduanya saya beri pena untuk mencorat-coret kertas kosong.

Sengaja saya tuliskan kisah tersebut. Karena jujur pertanyaan Najib sungguh mengagetkan saya. Tidak pernah rasanya saya dan istri tercinta mengajari bahwa menulis buku itu untuk mencari materi. Tetapi saya bisa memahami, kenapa dia bertanya seperti itu. Ya, ya. Karena dia baru suka sekali naik mobil.

Pertanyaan kritis Si Najib kecil ini, juga mengingatkan saya. Bahwa dunia bukanlah tujuan. Bahwa dunia adalah ladang beramal. Adapun rezeki, itu Allah yang membagi. Dia membagi rezeki menurut kehendak-Nya. Kita, manusia, berkewajiban untuk menyebar di muka bumi. Bekerja, berusaha, berdoa, dan bertawakal.

***

Insya Allah Nak, memiliki mobil dan rumah itu hal yang mudah, jika Allah menghendaki. Pengalaman hidup sudah banyak mengajari Abi. Dahulu Abimu tidak punya apa-apa, sama sepertimu saat ini. Saat ini, alhamdulilah, kita sudah tidak mampu lagi menghitung nikmat Allah yang diberikan kepada kita.

Ya Allah, berikanlah kepada kami ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima. Kuatkan iman kami dan berikanlah keistiqamahan kepada kami dalam mengabdi kepada-Mu. Amin ya Rabbal alamin.

Saturday, May 22, 2010

MENJEMPUT DELEGASI PTS KE SOLO


Alhamdulilah, tadi malam (Selasa/18/5/2010) saya dan Keluarga Besar Penerbit Aqwam, bisa menyambut kedatangan delegasi Penerbit PTS Malaysia di kantor Aqwam, Solo. Sebuah kota kecil yang menjadi spirit of Java. Tepatnya di Jalan Menco Raya 112, Gonilan, Kartasura.

Selaku ketua rombongan PTS ialah Tuan Fauzul Naim Ishak. Dua tahun sebelumnya, saya pernah bertemu beliau di Islamic Book Fair Jakarta. Bersama beliau, ada Puan Asma, pengurus penerbitan PTS Litera Utama, Tuan Ikram, pengurus penerbitan PTS Millennia dan saudari Faslin, editor terjemahan Indonesia PTS Litera Utama.

Awalnya saya tahu delegasi tersebut ada di Jogja dari status di Facebook. Spontan saja saya berinisiatif mengundang. Karena jarak antara Jogja dan Solo tidak terlalu jauh. Cukup 1 sampai 1,5 jam perjalanan. Jadi, waktu dan kesempatan yang ada harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

Secara pribadi dan perusahaan, pertemuan tersebut sangat berkesan bagi kami. Meski jarang bertemu, tapi pertemuan itu begitu hangat. Kami cepat sekali akrab. Hem…ternyata ada yang terlupa dari saya. Yaitu titip salam ke teman-teman yang ada di PTS sana. Lebih-lebih kepada Tuan Imran, yang dua tahun lalu juga pernah bertemu di Jakarta. Dan Tuan Rohidzir Rais, yang karena padatnya tugas dakwah dan ceramah, saya tidak sempat berjumpa beliau di Jakarta.

Dari lubuk hati yang paling dalam, terus terang kami merasa senang dan bahagia atas kunjungan tersebut. Ada satu niat kita yang besar dan mulia, yaitu sama-sama mencerdaskan umat dan bangsa. Berbagi ilmu dan menggugah semangat manusia untuk berbuat kebaikan. Semoga Allah menjadikan kita saudara fillah (karena Allah) dan semoga Dia selalu menolong dan memudahkan urusan kita.

Saturday, May 15, 2010

BACA BUKU, TAMBAH ILMU

Berapa buku setiap pekan yang kita baca? Jawaban kita mungkin berbeda. Namun, saya masih ingat ketika duduk di bangku Madrsah Aliyah, minimal 3 buku saya baca setiap pekan. Saking banyaknya, mata saya hampir sakit dibuatnya.

Tapi itu benar-benar memberi pengaruh yang besar bagi wawasan saya. Saya merasakan sendiri, banyak informasi dan ilmu baru yang saya simpan. Tidak hanya di otak, tapi juga dalam ringkasan-ringkasan pendek dalam buku tulis. Banyak teman-teman saya yang tidak mengetahuinya. Maka, masih teringat dalam kenangan, bahwa saya sangat suka membagikan pengetahuan tersebut kepada teman-teman. Tidak hanya beberapa orang, tapi saya sampaikan di depan kelas. Di depan sekitar 40 teman-teman sekelas.

Bahkan, tidak hanya sampai di situ. Itu masih belum bisa menampung semua yang saya baca. Yang tentu saja, sangat sayang bila hanya tersimpan di otak. Maka, langkah selanjutnya untuk membagi apa yang saya baca adalah dengan menuliskannya kembali. Saya tulis semua itu dalam buku tulis, dan hampir mencapai 15 judul buku.

Itulah dahsyatnya kekuatan membaca yang akan memantik semangat kita untuk berbagi ilmu kepada sesama. Dan siapa pun bisa mencobanya. Karena membaca bukanlah hobi, melainkan sebuah kewajiban: sebagaimana difirmankan Allah dalam Al-Qur'an: Iqra' (membacalah).

Monday, April 12, 2010

MENULIS ITU GAMPANG

Oleh: Fahrur Mu’is (Penulis Buku Islam)

Hari Senin, 12 April 2010, saya diundang untuk mengisi pelatihan penulisan kepada para mahasiswa Ma'had Abu Bakar Ash-Shiddiq Surakarta. Kata panitia, pesertanya sekitar 100 orang. Dalam acara tersebut, saya sampaikan beberapa motivasi untuk menulis. Yaitu menyampaikan kebenaran lewat tulisan dan sekaligus jihad bil qolam. Saya sampaikan, jika orang-orang yang jahat saja siang malam berusaha menyesatkan umat, maka aneh sekali kalau kita sebagai muslim yang baik, tak punya niat dakwah dengan tulisan.

Berikut ini beberapa powerpoint yang saya samapaikan:

Siapa Saya?

 FAHRUR MU’IS. Lahir 14 Mei 1981 di Jepara, Jawa Tengah.
 Pendidikan: SD N 1 Sinanggul, Mlonggo, Jepara (1994),
 Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Ma’ahid Kudus (1997 dan 2000),
 Ma’had Abu Bakar Ash-Shiddiq Surakarta (2002),
 Lembaga Bahasa Arab dan Studi Islam Al-Imarat, Bandung (2003),
 S1 Universitas Muhammadiyah Surakarta (2006)
 S2 di Program Pascasarjana Magister Pemikiran Islam, UMS.

Karya Saya

 Bahagia Saat Sakit (Pustaka Iltizam, 2007),
 Nama Terindah untuk Anakku (Pustaka Ad-Da’wah, 2007),
 Agar Shalat Tak Sia-Sia (Pustaka Iltizam, 2007),
 Sedekah Tanpa Uang (Aqwam, 2007),
 Rajin Shalat Badan Sehat (Aqwam, 2007),
 Syarah Hadits Arbain an-Nawawi (MQS Publising, 2009),
 Shalat A-Z (Aqwam, 2009),
 Berubat dengan Solat (PTS Islamika Malaysia, 2009),
 Hari Ini Saya Ceramah Apa? (MQS, 2009).
 Karya terjemahan dan suntingannya yang telah diterbitkan oleh berbagai penerbit Islam, lebih dari 50 buku.

Komunikasi dengan saya

 HP: 081 329 310 175
 Email: fahrurmuis@gmail.com
 YM: muis_jepara@yahoo.co.id
 FB: Fahrur Mu’is
 Blog: www.fahrurmuis.blogspot.com
www.ustadzmuis.blogspot.com

Pengalaman di dunia penebitan

 Pimred penerbit Pustaka Arafah Solo
 Manajer Editor penerbit Aqwam Solo

Semua Orang Bisa Menulis
 Orang Sibuk (Aa Gym, Ari Ginanjar)
 Anak Kecil ( Sri Izzati, Abdurrahman Fais= menulis pada usia 8 tahun)
 Orang Lanjut Usia (Achdiat menulis pada usia 94 tahun, FG. Winarno menulis pada usia 64 tahun, menulis 50 buku dalam 4 bulan)
SIBUK, USIA, DAN BAKAT: BUKAN ALASAN

Semua Orang Berbakat Menulis

Menulis seperti naik sepeda. Tidak perlu bakat. Yang diperlukan adalah:
KEINGINAN DAN MINAT YANG BESAR UNTUK BELAJAR & MEMBANGUN KEBIASAAN MENUANGKAN GAGASAN LEWAT TULISAN

Kunci Bisa Menulis

1. Suka MEMBACA
2. Sediakan waktu untuk MENULIS
3. Pilih TEMA BUKU

Jalan Pintas Menjadi Penulis

1. Jangan memikirkan TEORI MENULIS
2. TERUS BERLATIH dengan menulis catatan harian atau surat, dll
3. ATM (Amati, Tiru, Modifikasi)
4. Kuasai SATU BIDANG
5. Catat IDE ANDA
6. Pilih MEDIA yang TEPAT

Motivasi & Tips Menulis

Tak ada resep yang lebih baik untuk menjadi PENULIS, kecuali dengan MENULIS SEKARANG JUGA!

Resep menulis yang paling baik adalah:
TUANGKAN SAJA!

Masalah yang paling mudah kita tulis adalah apa pun yang
KITA YAKINI,
KITA ALAMI, &
KITA RASAKAN.

Tak ada penghambat menulis yang paling besar kecuali ketakutan dinilai. Tidak ada pengendali yang lebih baik kecuali ketakutan menebar kebatilan.

Kalau tidak yakin dengan apa yang engkau tulis, bagaimana mungkin engkau menggerakkan orang yang membaca untuk bertindak?

Kalau engkau menulis untuk menyampaikan kebenaran, kenapa engkau sibuk mencari inspirasi untuk dituangkan?

Tidak ada kekuatan yang lebih besar melebihi semangat. Tidak ada landasan semangat yang lebih kokoh melebihi keyakinan pada agama. Tidak ada penjaga keyakinan yang lebih baik melebihi niat yang ikhlas karena Allah.

Wassalam
SELAMAT MENULIS

Referensi
 M. Fauzil Adhim, Inspiring Words for Writers
 Bambang Trim, Saya Bermimpi Menulis Buku
 Edy Zaqeus, Resep Cespleng Menulis Buku Best Seller.

Friday, February 12, 2010

PELAJARAN DARI BUKU HISCA


(HISCA= Hari Ini Saya Ceramah Apa?: Buku Saya yang Terbit Pada Awal 2010)

Alhamdulilah, pada bulan Februari 2010 ini buku saya yang ke-sembilan sudah terbit. Judulnya: HISCA (HARI INI SAYA CERAMAH APA? Pegangan Praktis dan Cerdas bagi Santri Kota). Penerbitnya adalah MQS Bandung. Buku saya yang lain juga diterbitkan di sana, yaitu SYARAH HADITS ARBAIN AN-NAWAWI.

Pelajaran berharga yang saya ambil setelah buku tersebut terbit, setidaknya menurut saya, ada tiga, yaitu:

1.Ikhlaskan niat dalam menulis

Niat yang ikhlas akan membawa dampak yang luar biasa terhadap karya kita. Buku Hadits Arbain yang selalu diterima sepanjang masa, menunjukkan keikhlasan penulisnya, yaitu Imam Nawawi. Demikian pula dengan tulisan para ulama lainnya yang hingga kini masih banyak dicari dan dipelajari. Sebut saja kitab Fiqhus Sunnah, Bulughul Marom, Fathul Bari, Tafsir Ibnu Katsir, Al-Kaba'ir, dan sebagainya. Tanpa ketulusan dari penulisnya, sebuah buku tak akan luar biasa dan atau berumur lama.

2.Fokus

Banyak sekali ide penulisan yang berseliweran di kepala seorang penulis. Tapi, berapa banyak yang benar-benar menjadi buku. Maka, ketika ide tersebut muncul tiba-tiba, catat di tempat yang mudah Anda buka kembali. Setelah itu, pilih salah satu ide yang sangat kuat bergejolak dalam diri Anda untuk ditulis. Ingat, jangan Anda tulis semua dalam waktu bersamaan. Lebih baik satu ide ditulis hingga menjadi buku daripada banyak ide, tapi tidak ada satu pun yang rampung ditulis.

3.Singkirkan dorongan-dorangan sesaat

Dorongan sesaat yang saya maksud di sini ialah dorongan menulis untuk mendapatkan dunia. Misalnya ingin cepat terkenal atau ingin cepat kaya. Jika dorongan tersebut dituruti, maka akan berpengaruh terhadap karya yang akan kita tulis. Dahulu ada seorang penulis berinisial D E I F yang menawarkan naskah kepada sebuah penerbit Islam. Ternyata, naskah tersebut adalah hasil plagiat dari sebuah naskah yang sudah diterbitkan oleh penerbit lain. Inilah akibat jika dorongan dunia selalu dituruti, tanpa berpegang pada akhlak yang mulia: menghalalkan segala cara.

4.Cerdaskan umat

Secara umum ada dua hal yang biasa dilakukan oleh para penulis. Pertama, meluruskan pemahaman keliru yang tersebar di masyarakat. Kedua, meningkatkan ilmu dan pengetahuan umat. Prinsip dasar ini hendaknya selalu dipegang oleh siapa saja yang hendak menulis sebuah buku. Bisa juga ditambahkan yang ketiga, yaitu memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh pembaca. Dalam perkembangannya, bisa juga dimasukkan konsep menghibur, bertutur, dan memotivasi. Namun demikian, prinsip mencerdaskan pembaca inilah yang tak boleh dilupakan oleh siapa saja.

Demikianlah sedikit pelajaran yang saya renungkan ketika buku saya yang kesembilan terbit. Semoga Allah memberkahinya, menjadikannya sebagai amal jariyah bagi saya, dan bermanfaat bagi semua. Amin ya Rabb.

Tuesday, February 2, 2010

PERLUKAH PENULIS MENAGIH ROYALTI?

Sudah maklum di dunia penerbitan bahwa penulis mendapatkan royalti dari bukunya yang diterbitkan dan dijual oleh penerbit. Jumlahnya beragam. Tergantung tawar-menawar antara penulis dan penerbit. Ada yang 7% hingga 15% dari harga jual. Tempo pembayarannya pun tak sama. Ada yang empat bulan, enam bulan, dan ada pula yang satu tahun. Itulah salah satu poin utama yang disepakati dalam perjanjian penerbitan.

Lalu, bagaimana fakta yang terjadi setelah perjanjian ditandatangani? Berikut akan saya klasifikasikan.

A. Penerbit yang ingkar janji

Penerbit yang ingkar janji juga ada. Artinya, ia sama sekali tidak melaporkan dan membayarkan royalti kepada penulisnya. Atau, bisa jadi penerbit hanya membayarkan di awal-awal saja, namun selanjutnya tidak ada laporan lagi.

B. Penerbit yang harus ditagih

Ada juga tipe penerbit yang tidak membayarkan royalti kepada menulis, kecuali setelah ditagih terlebih dahulu. Itu pun perlu perjuangan dari penulis dan usaha keras untuk mendapatkan haknya.

C. Penerbit yang molor bayar

Penerbit seperti ini juga ada. Jadi, bukannya ia tidak membayar, melainkan sering mundur waktunya. Alasannya bisa ini dan itu. Intinya, kurang profesional dan kurang memiliki itikad yang baik. Parahnya lagi jika hal itu tidak dikonfirmasikan kepada penulis, sehingga penulis hanya menunggu-nunggu tanpa kepastian.

D. Penerbit yang tepat janji

Ini adalah tipe penerbit yang memegang amanah dan sangat memperhatikan muamalah yang baik dengan penulis. Laporan dan pembayaran royalti diberikan kepada penulis sesuai dengan waktu yang disepakati dalam perjanjian.

Setidaknya, empat hal tersebutlah yang sesungguhnya terjadi di dunia penulisan dan penerbitan. Selama ini, banyak penerbit yang sering kali tidak segera melaporkan hasil penjualan, sebelum penulis mengingatkan dan menanyakannya kepada penerbit. Mengingatkan boleh saja, tapi itikad yang baik dari kedua pihak harus dijaga. Mengapa? Karena ketidakprofesionalan penerbit akan menimbulkan prasangka dalam hati penulis dan mengikis kepercayaan.

Maka, penulis tak boleh segan mengingatkan para penerbit yang belum membayarkan royaltinya, padahal sudah jatuh temponya. Tak hanya menagih, kalau perlu boleh menjewernya.

Monday, January 18, 2010

Buku Saya Masuk 20 Buku Agama PTS Paling Laris pada Tahun 2009


Alhamdulilah, hari Sabtu tanggal 16 Januari 2010 kemarin saya mendapatkan berita gembira dari rekan Facebook saya. Berita tersebut adalah buku saya yang dicetak di Pts Islamika Malaysia, BERUBAT DENGAN SOLAT, masuk dalam 20 buku agama terlaris tahun 2009 (nomer sebelas. Terbit bulan Agustus 2009).

Buku saya yang lain, dengan judul AGAR SHALAT TAK SIA-SIA, alhamdulilah juga masuk kategori buku terlaris di Pustaka Iltizam sejak tahun 2007-2009. Memasuki tahun 2010 ini, direktur Pustaka Iltizam mengabari akan mencetak ulang sebanyak 2000 eksemplar. Alhamdulilah. Doa dan harapan saya, semoga semua buku saya bisa dibaca oleh minimal 200 juta orang. Dan semoga menjadi amal jariyah bagi saya. Adapun data selengkapnya adalah sebagai berikut.

20 Buku Agama PTS Paling Laris pada Tahun 2009

1. Dahsyatnya Doa Ibu (10,119)
2. Magnet Rezeki dengan Solat Duha (7,842)
3. Ajaibnya Sedeqah (7,655)
4. 501 Persoalan Fikah Wanita (6,957)
5. Dato' Dr. Haron Din: Menjawap Persoalan Fikah Harian (6,179)
6. Amalan 24 jam Kehidupan Rasulullah (6,075)
7. Terapi Solat Tahajud (6,062)
8. Al-Ma'thurat (5,413)
9. Menyingkap Mukjizat Surah al Waqiah (5,394)
10. Terapi Ruqyah (5,271)
11. Berubat dengan Solat (5,064)
12. Diari Hidup Rasulullah (4,579)
13. 501 Soal Jawab Perkahwinan Islam (4,540)
14. Khadijah: Cinta Abadi Kekasih Nabi (4,540)
15. Aisyah: Keanggunan Sejati ed. kulit lembut (4,000)
16. Doa Kesukaan Nabi Muhammad (3,970)
17. Manzil Rasm Uthmani (3,830)
18. Yasin, Tahlil dan Doa (3,534)
19. Himpunan Soal Jawab Puasa (3,487)
20. 3T: Taubat, Tasbih, Tahajud (3,487)

Nota: Laporan ini disediakan oleh Tn. Zain Aziz, timbalan pengurus jabatan jualan dan khidmat pelanggan PTS. Data di atas adalah jumlah naskhah yang keluar dari gudang PTS bagi penghantaran atas pesanan pengedar, kedai buku dan agen PTS di seluruh negara dalam tempoh 1 Januari - 31 Disember 2009.